Patutkah Mahasiswa Memberi Kritik ?

Rizky Ramadhana
3 min readJun 30, 2021

-

Prolog

Akhir-akhir ini, banyak yang membicarakan tentang patut atau tidaknya mahasiswa memberi kritik kepada pemerintah. Banyak yang meragukan kapasitas mahasiswa. Mereka berpendapat mahasiswa tidak punya kapasistas ilmu yang cukup untuk memberi kritik. Sebagian orang lain berpendapat bahwa mahasiswa tidak pantas memberi kritik sebelum ia memberi sumbangsih yang besar pada negeri. Di artikel ini, kita akan menanggapi pertanyaan apakah mahasiswa pantas memberi kritik serta pandangan pribadi saya bagaimana cara beropini yang ideal sebagai seorang mahasiswa.

Potensi, Posisi, dan Peran

Berangkat dari potensi yang dimiliki mahasiswa, ia adalah seorang yang terpelajar dan beruntung. Beruntung karena berkesempatan menikmati fasilitas pendidikan yang tidak didapatkan oleh teman sebayanya. Seorang mahasiswa juga tidak bisa dipungkiri adalah bagian dari masyarakat. Dengan potensi dan kemewahan yang dimiliki mahasiswa, tentu juga diikuti dengan kewajiban tambahan yang melekat. Dari situ lah, saya yakin bahwa mahasiswa patut, bahkan harus, berfikir secara kritis (salah satu caranya adalah dengan memberi kritik) dan tidak hanya menerima apa yang ada di hadapannya. Mahasiswa punya beban moral terhadap sebagian masyarakat lain yang tidak mendapat kemewahan seperti dirinya. Sampai di sini, tulisan ini menyimpulkan bahwa sah saja mahasiswa memberi kritik. Namun, bagaimana kritik atau opini itu idealnya, menurut pandangan saya, disebarkan oleh mahasiswa / organisasi kemahasiswaan ?

Cara yang Baik

Tentu hal pertama yang harus diperhatikan adalah cara menyampaikan opini yang baik. Kendalanya, standar “baik” bagi tiap orang bisa saja berbeda bumi dan langit. Dan pada kenyataannya, tidak ada standar baik buruknya suatu perbuatan. Bila pun ada, standar itu sangat subjektif dan berbeda-beda di antara komunitas. Tetapi, yang paling penting untuk diperhatikan sebelum memberi opini adalah mahasiswa harus memperhitungkan resiko akan misinterpretasi opini yang mereka dengungkan akibat penyampaian opini yang kurang tepat. Tentu tidak bijak membuat opini atau kritik, yang mungkin saja benar dan substansial, bila yang diakibatkan hanya pertikaian.

Opini yang Berimbang

Yang paling penting, adalah menghadirkan opini secara berimbang dan tidak berat sebelah. Menurut pandangan saya, mahasiswa tidak boleh berpihak ke salah satu golongan. Tidak boleh berpihak kepada si kaya. Juga tidak boleh berpihak kepada si miskin (ya opini ini bisa Anda bantah). Mahasiswa tidak seharusnya mengambil salah satu kutub. Menurut pandangan saya, yang harus dipegang oleh seorang mahasiswa adalah keseimbangan, bagaimana mencari solusi yang moderat, tidak hanya menguntungkan investor juga tidak hanya menguntungkan masyarakat kecil. Karena saya percaya, solusi yang mendekati kebenaran kebanyakan berada di tengah-tengah. Salah satu hal yang mencolok adalah absennya dua opini tersebut di setiap opini yang disuarakan organisasi kemahasiswaan. Seakan-akan semua hal yang diajukan pemerintah harus dilawan. RUU ini dilawan, RUU itu dilawan. Memang tidak semuanya, tapi itu kesan yang didapat. Jarang sekali kita lihat sebuah suara dari organisasi kemahasiswaan yang menghadirkan opini dari dua sisi. Pernahkah kita melihat ada seminar yang menjelaskan keuntungan dari ditulisnya RUU KPK ? Pernahkan kita disuguhkan opini mengenai dampak negatif dari diadakannya RUU PKS ? Mungkin saja pernah dan ada, namun itu belum terlihat seimbang di kegiatan kemahasiswaan saat ini. Hal ini tentu bisa dibantah dengan argumen “Kalau kita menghadirkan dua opini, arah geraknya jadi tidak jelas”. Oke, bila opini yang disuarakan ke luar harus mengambil satu sisi agar terlihat jelas ke mana arah geraknya. Tetapi, opini yang dihadirkan ke internal / sesama mahasiswa hendaknya dihadirkan dari dua arah. Sehingga tiap orang tidak terpaku harus mengambil sisi tertentu dalam suatu topik. Setiap orang mendapat opini yang berimbang dari dua sisi dan bebas menimbang mana pilihan yang lebih baik untuk semua pihak. Sampai saat ini, menurut saya penyampaian opini yang berimbang belum terlihat di kegiatan kemahasiswaan secara umum dan kegiatan KM ITB secara khusus. Semoga ke depannya mahasiswa, dan masyarakat Indonesia pada umumnya, bisa menghadirkan dan mengonsumsi opini yang berimbang dari dua arah.

#PoPoPeMahasiswa #KATITB2021

--

--